Thursday, January 27, 2011

Turun - Naik

Ya.. Turun naik.
Mood sayaa lagi turun naik akhir-akhir ini. Aneh sendiri, pengen marah-marah sendiri, bahkan kemarin pengen rasanya mukul diri sendiri saking sayaa sebel sama tingkah laku yang begini.


Kenapa siih sayaa?
Ada apa siih sama mood saya?
Kenapa muncul pribadi sayaa yang begini siih?

Bertanya dalem hati.



Kenapa sayaa sebel sama mood saya yang begini? Karena ini bikin sayaa bete sendiri, mumet sendiri, cape hati sendiri. Kalau udah begini sayaa cuma bisa diem, nangis, nyesel dan menghela napas panjanggg. Saya  kasian sama orang lain disekitar saya karena mereka yang akan kena dampak dari mood saya yang begini, orang yang paling deket adalah orang rumah. Karena pasti saya akan berubah jadi orang yang jutek plus ngeselin kalau mood jelek lagi menguasai diri. Tapi 15 menit kemudian sayaa bisa dengan manis bergabung lagi, bercanda-canda lagi bareng mereka. Pasti mereka juga merasa aneh dengan perubahan saya yang tiba-tiba tapi mereka ngga pernah mengeluh atau memandang aneh. Paling mereka cuma kasih sindiran "duuhh..kenapa tuuh muka cemberut ajee? Jauh jodoh looh nanti". Kata-kata itu bisa bikin saya kembali senyum walaupun senyum kecut. Tapi mereka memaklumi, ngga nunjukin pandangan risih atau ngga suka. Tapi pasti dalem hati mereka masing-masing ngedumel liat sayaa yang begini.


Kebiasaan baru yang buruk ini harus diubah!!
HARUS!!!
Kalau ngga bisa berdampak jelek ke semua-semua.Jangan biarin mood ini mengatur sayaa.
Sayaa yang harusnya mengatur mood ini.
Jadi inget nasehat lelaki bernama Yudi 5 tahun yang lalu,ketika itu sayaa lagi mens dann udah pasti perempuan kalau udah dateng bulan mood nya labil. Marah-marah dan senewen sendiri.

Dia bilang, "Kamu ngga bisa begini terus. Yang bisa mengendalikan diri kamu adalah kamu sendiri. Jangan mau dikendalikan orang lain. Apalagi cuma karena mood atau hormon. Kalau mood lagi jelek itu harus dilawan bukannya malah kamu terbawa".
Tapi saya menemukan cara jitu kalau mood ini udah berantakan, saya ambil wudhu. Katanya air wudhu itu bisa meredamkan emosi kann? Ternyata itu benar looh. 

Semoga setelah ini saya bisa mengendalikan emosi saya jadi lebih baik. 
Mood jelek-jelek segera pergi.

Wednesday, January 26, 2011

Diary...

Ini adalah tulisan ku di diary bulan September 2010.


Bukankah kematian itu hanya Tuhan yang tahu?
Hanya Tuhan yang bisa menentukan kapan kita akan kembali.
Jika kau tau bahwa kau bisa kembali pada-Nya tapi bukan karena kehendak Tuhan.
Melainkan karena nyawa mu dikendalikan orang lain.
Orang jahat!!!
Yak! Mereka yang jahat!
Mereka menggunakan sihir dan bekerja sama dengan setan.
Kenapa mereka melakukan ini?
Apa salah keluarga ku?
Apakah hidup mereka bisa tenang, setelah melakukan hal jahat ini?
Apakah tidur mereka nyenyak tiap malamnya?
Apakah mereka tidak takut dosa?
Apakah Tuhan mereka telah berubah?
Apakah mereka tak mengenal karma?


Ketika ku menatap wajah bapak ku yang menahan rasa sakit, ingin rasanya ku menangis.
Tapi air mata ini dapat ku tahan.
Semata-mata untuk memberikan semangat kepada bapak ku.
Bapak pasti sembuh!
Kita masih punya Allah,pak.
Allah adalah pemilik hidup kita.
Allah pasti menolong umat-Nya.
Dia mendengar doa kita.
Dan kita harus yakin doa dan harapan pasti akan terkabul.


Aku tak mau menyalahkan Tuhan dalam hal ini.
Aku terus menerus mencoba untuk ikhlas menerima ini semua.
Akan ku anggap ini sebagai cobaan dari Mu.
Bukti kasih sayang Mu.
Bukti dari rasa cinta pencipta Ku
Sakit adalah proses peleburan dosa.


Ikhtiar!
Aku dan keluarga ku akan terus berikhtiar di jalan Mu.


***** ***** ***** ***** ***** *****
Itu adalah tulisan ku ketika bapak ku sakit.
Yaaa.. bapak ku sempat sakit.
Sakit aneh karena dibuat-buat oleh orang jahat.
SANTET!!
Banyak orang menyebutnya seperti itu.


Alhamdulillah sekarang keadaan Bapak jauh lebih baik. 
Kami berikhtiar berobat kemana-mana, dari mulai medis sampai alternatif. 
Allah mendengar doa kami. 
Sekarang senyum bapak kembali segar.
Tak ada lagi senyum menahan sakit.


Terima kasih, Allah.
Terima kasih untuk semuaaaa cinta dan kasih Mu.
Terima kasih untuk selalu bersama ku.
Terima kasih.

Tentang Jodohku

Entah mengapa, akhir-akhir ini atau saat ini ku tak lagi memikirkan dan mencemaskan siapa jodohku.
Pikiran dan hatiku saat ini hanya berfokus pada keluargaku.
Tapi ku yakin jodohku pasti datang.
Allah SWT telah menyiapkannya untukku.
Hanya masalah waktu saja.
Jodohku mungkin saat ini sedang dalam perjalanan panjang untuk bertemu denganku.